Membangun Akhlak Qurani melalui Metode Tadabbur Kisah Al-Quran
Abstrak
Pendidikan adalah ujung tombak kemajuan suatu bangsa. Bila pendidikan suatu bangsa bagus, maka bangsa tersebut akan disebut bangsa yang maju. Bangsa maju yang disebutkan disini tentunya yang pendidikannya mengacu kepada Al-Quran. Tujuan penelitian kali ini ialah menemukan konsep metode pendidikan yang efektif melalui pendekatan Tadabbur Al-Quran. Metode Efektif ini ternyata bisa digunakan untuk semua kalangan dari balita hingga manula. Metode berkisah atau story telling ini dipilih karena sejalan dengan Q.S An-Nahl ayat 78, bahwa Allah memberikan manusia pendengaran terlebih dahulu, kemudian pengelihatan dan hati, agar manusia tersebut bersyukur. Metode penelitian adalah studi kepustakaan. Hasil temuan dari penelitian ini adalah berkisah atau story telling merupakan metode efektif dan interaktif dalam mengajarkan tadabbur Al-Quran. Metode ini dipandang efektif karena menggabungkan berbagai metode seperti mendengarkan kisah, diskusi dan tanya jawab. Selain itu Interactive Story Telling ini dapat dikemas secara menarik secara daring maupun luring. Outputnya, konsep metode pendidikan Al-Quran khususnya Tadabbur Al-Quran akan sangat mudah dipahami murid. Interactive Story Telling ini akan membahagiakan semua pihak, baik guru maupun murid karena cara ini dianggap efektif dan menyenangkan.
A. PENDAHULUAN
Al-Quran adalah kalamullah yang tidak diragukan lagi untuk dijadikan pedoman hidup, termasuk pedoman di dalam dunia pendidikan. Pendidikan suatu bangsa akan maju apabila menggunakan Al-Quran sebagai sumber pendidikan yang utama. Al-Quran adalah kitab yang sangat lengkap bila dijadikan referensi pendidikan karena didalamnya memadukan ilmu-ilmu agama dan ilmu pengetahuan semesta modern yang tak lekang oleh waktu. Terlebih, Al-Quran akan sangat berpengaruh baik apabila Al-Quran itu diimplementasikan dengan pendekatan tadabbur. Oleh sebab itu, konsep pendidikan tadabbur Al-Quran yang efektif sangat dibutuhkan di dunia pendidikan Islam saat ini. Interactive Story Telling ini adalah kebaruan yang ditunggu-tunggu ummat karena story telling dengan konsep dua arah. Story telling yang saat ini banyak dikaji biasanya hanya menyajikan metode story telling satu arah yang dipandang peneliti kurang efektif dalam menyampaikan pesan. Selain itu, biasanya cerita yang disajikan adalah dongeng bukan kisah nyata. Untuk itu, peneliti merasa perlu untuk menyajikan metode yang efektif dalam dunia pendidikan. Seperti kita ketahui, salah satu tujuan pendidikan adalah proses untuk membentuk insan berkakhlak mulia. Maka, salah satu solusi untuk membangun akhlak Qurani ialah melalui tadabbur kisah Al-Quran.
B. METODE PENELITIAN
Metode penelitian didefinisikan sebagai cara yang terorganisir dan bijaksana untuk mencapai tujuan, cara kerja yang sistematis untuk memfasilitasi pelaksanaan kegiatan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif. Data akan disajikan dalam bentuk deskriptif daripada numerik. Dari segi jenis penelitian, termasuk penelitian kepustakaan, yaitu prosedur penelitian dengan mengumpulkan data dan informasi dengan bantuan berbagai bahan yang ada di perpustakaan.
Dalam penelitian ini, pendekatan tadabbur Al-Quran dengan metode berkisah atau story telling dijadikan pokok penelitian. Data yang ada, baik primer maupun sekunder, kemudian dibaca, dianalisis, dikelompokkan, dan dirangkum dalam bentuk kesimpulan.
C. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Menurut Ustadz Dr. Hariyanto. Lc. MA., tadabbur Al-Qur’an artinya adalah proses memahami makna dan mengaitkannya dengan kehidupan yang tengah kita jalani.
Tujuan Al Quran diturunkan adalah untuk ditadabburi. Untuk memudahkan proses tadabbur khususnya di level anak, maka penenliti menggunakan metode berkisah. Dengan metode berkisah, eksistensi Al-Quran sebagai asas pendidikan akhlak akan makin tampak jelas. Metode berkisah ini diharapkan memudahkan murid mentadabburi/memahami kandungan isi Al-Quran kemudian dipraktikkan ke dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya kisah tentang Nabi Ismail yang mengajarkan anak-anak untuk taat kepada perintah Allah, perintah orangtua dan memiliki sifat sabar. Untuk membah khazanah, berikut penelitii sajikan ayat-ayat tentang tadabbur dan kisah.
Surat Ash—Shad ayat 29
كِتَٰبٌ أَنزَلْنَٰهُ إِلَيْكَ مُبَٰرَكٌۭ لِّيَدَّبَّرُوٓا۟ ءَايَٰتِهِۦ وَلِيَتَذَكَّرَ أُو۟لُوا۟ ٱلْأَلْبَٰبِ
“Ini adalah kitab yang kami turunkan kepadamu penuh berkah agar mereka mentadaburi (memperhatikan) ayat-ayat nya dan agar orang yang berakal sehat mengambil pelajaran ”.
Surat An-Nisa Ayat 82
أَفَلَا يَتَدَبَّرُونَ ٱلْقُرْءَانَ ۚ وَلَوْ كَانَ مِنْ عِندِ غَيْرِ ٱللَّهِ لَوَجَدُوا۟ فِيهِ ٱخْتِلَٰفًا كَثِيرًا
Artinya: Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al Quran? Kalau kiranya Al Quran itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka mendapat pertentangan yang banyak di dalamnya.
Analisis penelitian kali ini menghasilkan bahwa konsep metode pendidikan Tadabbur Al-Quran Interactive Story Telling adalah metode yang dianggap efektif untuk mengajarkan tadabbur Al-Quran. Hal ini sejalan dengan QS. An-Nahl ayat 78, Allah Swt. berfirman:
وَٱللَّهُ أَخْرَجَكُم مِّنۢ بُطُونِ أُمَّهَٰتِكُمْ لَا تَعْلَمُونَ شَيْـًٔا وَجَعَلَ لَكُمُ ٱلسَّمْعَ وَٱلْأَبْصَٰرَ وَٱلْأَفْـِٔدَةَ ۙ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ
“Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur.”
Tafsir Al Muyassar:
“Dan Allah telah mengeluarkan kalian dari perut-perut ibu-ibu kalian sesudah masa kehamilan sedang kalian tidak mengetahui apapun yang ada di sekitar kalian, kemudia Allah menjadikan bagi kalian sarana-sarana pengetahuan berupa pendengeran, penglihatan, dan hati. Mudah-mudahan kalian beryukur kepada Allah, atas nikmat-nikmat tersebut. Dan mengesakan Allah dengan ibadah.”
Rasulullah Saw. juga mengajarkan dengan metode membacakan (story telling). Hal ini termaktub di Surat Al-Baqarah Ayat 151
كَمَآ أَرْسَلْنَا فِيكُمْ رَسُولًا مِّنكُمْ يَتْلُوا۟ عَلَيْكُمْ ءَايَٰتِنَا وَيُزَكِّيكُمْ وَيُعَلِّمُكُمُ ٱلْكِتَٰبَ وَٱلْحِكْمَةَ وَيُعَلِّمُكُم مَّا لَمْ تَكُونُوا۟ تَعْلَمُونَ
“Sebagaimana (Kami telah menyempurnakan nikmat Kami kepadamu) Kami telah mengutus kepadamu Rasul diantara kamu yang membacakan ayat-ayat Kami kepada kamu dan mensucikan kamu dan mengajarkan kepadamu Al Kitab dan Al-Hikmah, serta mengajarkan kepada kamu apa yang belum kamu ketahui.”
Metode story telling adalah metode yang mudah dan efektif meskipun balita, karena balita usia golden age sendiri adalah usia yang sangat istimewa untuk belajar termasuk belajar tadabbur Al-Quran dengan konsep dan metode interactive story telling ini. Menurut Vic, kecerdasan emosional bukanlah sesuatu yang dimiliki seseorang anak secara genetis atau bawaan, namun adalah sesuatu yang bisa dipelajari & dikembangkan (Vic, 2000). Maka, dengan metode berkisah yang interaktif ini diharapkan seorang anak akan bisa berakhlak baik setelah belajar Al-Quran dengan cara yang menyenangkan. Kedepannya, anak-anak akan menjadi manusia yang paripurna seperti profil ulama maupun ulil albab yang dijelaskan dalam Al-Quran.
Ulil Amri Syafri dalam bukunya “Pendidikan Karakter Berbasis Al-Qur’an” mengatakan pendidikan dalam Islam adalah proses membina potensi-potensi yang dimiliki manusia agar mampu menguasai ilmu pengetahuan dengan kecenderungan pada akhlak yang baik. Sejak lahir, manusia telah dibekali fitrah “Tauhid” tanpa membedakan rahim ibu mereka dari sisi keagamaannya. Dengan fitrah tersebut, mereka membawa potensi ketakwaan (kebaikan) dan potensi kefasikan (keburukan).
Dalam buku “Pendidikan Karakter Berbasis Al-Quran” Ulil Amri Syafri mengatakan ada 7 (tujuh) metode dalam membina keagaamaan diantaranya adalah metode hiwar, metode kisah, metode amtsal, metode keteladanan, metode pembiasaan, metode ibrah, dan metode targhib dan tarhib. “Metode Kisah” adalah metode yang peneliti pilih dalam mendidik anak-anak khususnya pada level pendidikan anak usia dini dalam membangun akhlak Qurani.
Dalam metode kisah, tentunya dalam kegiatan tersebut ada proses pembelajaran. Ulil Amri Syafri juga mengatakan bahwa proses pembelajaran merupakan pengaturan lingkungan/suasana yang diarahkan untuk mengubah perilaku siswa ke arah yang positif dan lebih baik sesuai dengan potensi dan perbedaan yang dimiliki anak didik. Hal ini sejalan dengan “interactive story telling” atau metode berkisah interaktif yang melibatkan murid ikut serta dalam suasana yang dibangun pengkisah saat mengisahkan kisah dalam Al-Quran.
Bachtiar Nasir dalam kitabnya “Panduan Hidup Bersama Al-Quran” mengatakan konsep metode tadabbur Al-Quran sendiri adalah metode terbaik dalam berinteraksi dengan Al-Quran.”
Dengan mengacu beberapa sumber ini, peneliti sangat optimis metode tadabbur kisah Al-Quran yang disampaikan secara interaktif ini dapat meningkatkan potensi ketakwaan seseorang.
D. SIMPULAN
Interactive story telling atau metode kisah ini sangat tepat diajarkan di lembaga pendidikan non-formal maupun formal dengan konsep-konsep kisah Islami yang disajikan dengan metode interaktif dan menyenangkan. Metode ini juga dipandang komplit karena menggunakan berbagai metode seperti mendengarkan kisah, melihat role-play, diskusi dan tanya jawab. Diharapkan dengan menggunakan konsep metode pendidikan tadabbur Al-Quran interactive story telling, Al-Quran dapat diimani, diamalkan, dan didakwahkan dengan cara yang menyenangkan. Output dari metode interactive story telling ini adalah munculnya peseta didik yang cakap dalam nilai agama, ilmu pegetahuan serta beradab mulia. Hasilnya, ulama besar ataupun ulul albab akan lahir dari proses belajar yang bernama metode kisah interaktif atau interactive story telling ini. Metode kisah yang berasaskan Al-Quran yang menjadikan seorang insan menjadi insan impian dambaan Al-Quran. (oleh: Suci Istriana )
DAFTAR PUSTAKA
Al-Quranul Karim
Haryanto, Tadabbur Al-Quran
Vic, 2000
Amri Syafri Ulil, Pendidikan Karakter Berbasis Al-Qur’an
Nasir Bachtiar, Panduan Hidup bersama Al-Quran