AL QUR’AN Sebagai Sumber dan Asas Pendidikan Akhlak
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Al Qur’an merupakan sumber kekuatan dan pedoman hidup bagi umat Islam sepanjang zaman. Umat Islam kuat selama mengamalkan perintah Al Qu’ran dan meninggalkan larangannya, sebaliknya akan menjadi lemah jika menjauhi Al Qur’an. Dahulu umat Islam pernah mencapai masa kejayaannya di mana secara politik Islam berkuasa di tingkat global dan memunculkan banyak kemajuan di bidang sains. Namun hari ini justru sebaliknya, terjadi kemunduran di berbagai negeri-negeri Islam. Kemunduran ini akibat umat islam sudah jauh dari Al Qur’an. Saat ini kita melihat bagaimana terjadinya degradasi moral generasi yang sudah kehilangan identitas diri sebagai muslim bahkan jauh dari akhlak yang mulia. Banyak perilaku-perilaku negatif yang terjadi pada generasi saat ini, mulai dari anak terpengaruh narkoba,tawuran, bullyng,LGBT,pergaulan bebas, hingga ada anak yang tega membunuh orangtuanya dikarenakan hal sepele. Fakta ini sebagai bentuk kemerosotan moral generasi yang kasusnya terus meningkat setiap tahunnya dan menjadi fakta bahwa outcome pendidikan hari ini memperlihatkan sikap-sikap materialisme dan hedonisme yang memepengaruhi tingkah laku dan kebijakan-kebijakan dalam menyelesaikan permasalahan mereka.
Dari fakta inilah menjadi suatu hal yang sangat urgen bagi umat islam untuk kembali menjadikan Al Qur’an sebagai sumber dan asas terutama bagi pendidikan akhlak generasi saat ini. Akhlak merupakan rahasia kehidupan yang menghantarkan kesuksesan para Nabi dan Rasul-rasul Allah SWT dalam mengemban tugas,fungsi dan risalah-Nya.
PEMBAHASAN
1.Al Qur’an dan Fungsinya
Al Qur’an secara harfiah berasal dari bahasa arab “qara‟a”, berarti “bacaan” atau sesuatu yang dibaca, Alquran adalah kalam Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. Melalui malaikat Jibril. Dalam Islam terdapat nama yang diberikan untuk Alquran: seperti “Al-Furqan”. Sebagai pembeda antara yang baik dan yang buruk(QS.25:31)Artinya : “Dan seperti itulah, telah Kami adakan bagi tiap-tiap nabi, musuh dari orang-orang yang berdosa. Dan cukuplah Tuhanmu menjadi Pemberi petunjuk dan Penolong ”Kemudian “Al-kitab”, berarti yang di tulis dalam mushaf (QS.18.1 ) Artinya : “Segala puji bagi Allah yang telah menurunkan kepada hamba-Nya berarti peringatan Allah kepada manusia ( QS.15;9 ) Artinya : “Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Qur’an, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya”.
Al Qur’an mengandung pokok ajaran sehingga seluruh hidup dan kehidupan ini menjadi teratur. Dalam Al Qur’an terdapat ayat-ayat yang menjelaskan tentang fungsi Al Qur’an,yaitu : Pertama,petunjuk bagi manusia. Kedua,sumber pokok ajaran islam.Ketiga,pengajaran atau pedidikan bagi manusia
Pada makalah ini akan dijelaskan tentang bagaimana fungsi Al Qur’an sebagai pengajaran atau pendidikan bagi manusia terutama sebagai asas dan sumber bagi pendidikan akhlak. Al Qur’an telah melakukan proses penting dalam pendidikan manusia sejak diturunkannya wahyu pertama kepada Nabi Muhammad SAW. Ayat-ayat tersebut mengajak seluruh manusia untuk meraih ilmu pengetahuan melalui pendidikan membaca. Sebagaimana dalam surat Al-alaq : 1-6. Jika kita kaji lebih dalam ,sesungguhnya pendidikan dalam islam telah dimulai sejak diutusnya Nabi Muhammad SAW,sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Al Baqarah: 30-31. Proses pendidikan ini ditempatkan sebagai misi utama dalam Al Qur’an untuk mengenalkan tugas dan fungsi manusia itu sendiri.
Ada dua alasan pokok yang bisa disebutkan bahwa Al Qur’an berperan besar dalam melakukan proses pendidikan kepada umat manusia. Pertama,Al Qur’an banyak menggunakan term-term yang mewakili dunia pendidikan,misalnya term “ilmu”yang diungkap sebanyak 94 kali, kata ”hikmah” yang menggambarkan keilmuan diungkap sebanyak 20 kali,”ya’kilun” yang menggambarkan proses berfikir diungkap sebanyak 24 kali,”ta’lam” yang diungkap sebanyak 12 kali,”ta’lamuna” yang diungkap sebanyak 56 kali,”yasma’un” yang diungkap sebanyak 19 kali,’yazzakaru” yang diungkap sebanyak 6 kali dan term-term lainnya. Kedua, Al Qur’an mendorong umat manusia untuk berfikir dan melakukan analisis pada fenomena yang ada disekitar manusia.
2.Al Qur’an Sebagai Rujukan Akhlak
Al Qur’an berfungsi menyampaikan risalah hidayah untuk menata sikap dan perilaku yang harus dilakukan manusia. Dlam surat Al Baqarah 1-2,Allah SWT menjelaskan : “ Alif lam mim. Kitab (Al Qur’an) tidak ada keraguan padanya petunjuk bagi mereka yang bertakwa”.
Menurut Syaikh Abdurrahman Nashir As Sa’di,Al Qur’an memiliki dua macam petunjuk. Pertama ,berupa perintah ,larangan dan informasi tentang perbuatan yang baikmenurut syariatatau urf ( kebiasaan) yang berdasarkan akal,syariat dan tradisi. Kedua,menganjurkan manusia memanfaatkan daya nalarnya untuk melakukan sesuatu yang bermanfaat.sangat membangun karakter akhlak. Beberapa diantaranya adalah oengarahan agar umat manuisa berakhlakul karimah. Ada beberapa suarta dan ayat yang membangun akhlak diantaranya: Surat An Nur 30-31,32,Q.S Al Ahzab33,Q.S A l Isra 23,Q.S At Taubah 119,Al Imron 133-134 yang mengungkapkan hal-hal yang berkenaan dengan perilaku,penjagaan diri,sifat pemaaf dan kejujuran.
3.Definisi Akhlak
Menurut etimologi bahasa Arab,akhlak adalah bentuk masdar (infinitif) dari kata akhlaqa,yuhliqu,ikhlaqan yang memiliki arti perangai (as-sajiyah),kelakuan,tabiat atau watak dasar (ath-thabi’ah),kebiasaan atau kelaziman (al-‘adat),peradaban yang baik (al-muru’ah) dan agama (ad-din). Kata khuluqu juga ada yang menyamakannya dengan kesusilaan,sopan santun,serta gambaran sifat batin dan lahiriah manusia.
Sedangkan secara terminologi ulama sepakat bahwa akhlak adalah hal yang berhubungan dengan perilaku manusia. Namun ada perbedaan ulama menjelaskan pengertiannya. Imam Ghazali dalam Kitab Ihya Ulumuddin mengatakan bahwa akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan perbuatan-perbuatan dengan mudah,tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan. SedangkanMuhammad Abdullah Darraz mendefinisikan akhlak sebagai suatu kekuatan dari dalam diri yang berkombinasi antara kecendrungan pada sisi yang baik (akhlak karimah) dan sisi yang buruk (akhlaq al-madzamumah)
Dari pendapat-pendapat tersebut dapat dikatakan bahwa akhlak merupakan sifat yang tertanam dalam jiwa manusia yang dapat meahirkan perbuatan-perbuatan baik atau buruk secara spontan tanpa memerlukan pikiran dan dorongan dari luar. Dari situlah timbul berbagai macam perbuatan dengan cara spontan tanpa dibuat-buat dan tanpa memrlukan pikiran . Hal ini sesuai dengan Q.S Asy-Syams : 8-10 yang mengungkapkan kecendrungan potensi baik dan buruk yang dimiliki manusia.
4. Perspektif Islam Tentang Akhlak
Dalam perspektif islam,akhlak terkait erat dengan ajaran dan hukum islam tersebut,yaitu wahyu. Sehingga sikap dan penilaian akhlak selalu dihubungkan dengan ketentuan syariah dan aturannya. Tidak bisa dikatakan sikap ini baik atau buruk ,jika hanya bersandar pada pendapat seseorang ataupun kelompok.
Menurut Amin Abu Lawi, akhlak dan perspektif Islam mempunyai nilai samawi yang bersumber dari Al Qur’an. Menurutnya Akhlak dapat di maknai dengan mengacu kepada hukum dan ketetapan syariah yang lima, yaitu : wajib, sunnah, mubah, makruh, dan haram, karena itulah realistis akhlak.
Lebih lanjut di jelaskan, bila akhlak berbasis kepada hukum yang lima, maka klasifikasinya seperti berikut ini : Akhlak wajib, seperti perilaku Jujur, Amanah, Ikhlas, dan seterusnya ; Akhlak Sunnah seperti mengucapkan salam, memberi makan dan sedekah ; akhlak Mubah, seperti beriman dan bersendau gurau dengan teman ; Akhlak Makruh seperti tidak berinteraksi kepada masyarakat dan hidup menyendiri : Akhlak Harram seperti berzinah, minum khamar, berdusta, berkhianat, mencuri, dan lain sebagainya.
Secara garis besar dikenal dua jenis akhlak ; yaitu akhlaq al-karimah ( akhlak terpuji), Akhlak yang baik dan benar menurut syariat islam, dan akhlaq al-madzmumah ( akhlak tercela), Akhlak yang tidak baik dan tidak benar menurut syariat islam. Akhlak yang baik di lahirkan oleh sifat sifat yang baik pula, demikian sebaliknya akhlak yang buruk terlahir dari sifat sifat yang buruk. Sedangkan yang dimaksud dengan akhlak akhlaq al-madzmumah adalah perbuatan atau perkataan yang munkar, serta sikap dan perbuatan yang tidak sesuai dengan syariat Allah, baik itu perintah atau pun larangan-Nya, dan tidak sesuai dengan akhlak dan firah yang sehat.
Rasulallah dinyatakan berakhlak mulia karena sikap dan ketaatan-Nya pada ajaran yang terkandung dalam Al Qur’an. Ketaatan beliau menjadi bagian yang tak terpisahkan pada setiap suasana kehidupannya, sehingga jawaban Aisyah Radhiyallahuanha tentang akhlak tentang akhlak beliau menjadi batasan ideal tentang pemaknaan seseorang itu sempurna tidaknya akhlaq al-karimah-Nya.
Akhlak juga merupakan rahasia kehidupan yang menghantarkan kesuksesan para Nabi dan Rasul- Rasul Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam mengemban tugas, fungsi,dan risalah-Nya. Menurut Muhammad Rabbi’ Mamhud Jauhari, kesempurnaan akhlak seorang muslim merupakan salah satu faktor di terimanya ajaran islam di bebagai wilayah di dunia. Menurutnya penyebaran islam di berbagai dunia tidak selalu diiringi oleh pasukan tentara, ada dua faktor yang membuat tersebar dan diterimanya islam :
• Pertama, akhlak ditampilkan oleh para generasi awal islam saat itu;
• Kedua, ajaran akhlak yang dibawa oleh islam befungsi sebagai solusi dari kerusakan kehidupan masyarakat umum saat itu.
5. Ruang Lingkup Akhlak
Konsep akhlak Al – Karimah merupakan konsep hidup yang mengatur hubungan antara manusia dengan Allah, manusia dengan alam sekitarnya dan manusia dengan manusia itu sendiri. Keseluruhan konsep-konsep akhlak tersebut diatur dalam sebuah ruang lingkup akhlak.
Menurut Muhammad Abdullah Darraz konsep ruang lingkup akhlak sangat luas karena mencakup seluruh aspek kehidupan manusia, mulai dari hubungan manusia kepada Allah maupun hubungan manusia kepada sesamanya. Darraz membaginya menjadi lima bagian; pertama, akhlak pribadi ( Al – Akhlaq al-faridiyah ) yang mencakup akhlak yang diperintahkan, yang dilarang dan dibolehkan serta akhlak yang di lakukan dalam keadaan darurat. Kedua,akhlak berkeluarga ( Al akhlaq Al- usariyah ) yang mencakup tentang kewajiban antara orang tua dan anak, kewajiban antara suami isteri dan kewajiban terhadap keluarga dan kerabat. Ketiga, akhlak bermasyarakat ( Al – Akhlaq ijtima’iyah ) yang mencakup akhlak yang dilarang dan yang dibolehkan dalam bermuamalah serta kaidah-kaidah adab. Keempat, akhlak bernegara ( Al akhlaq Al- daulah ) yang mencakup akhlak diantra pimpinan dan rakyatnya serta akhlak terhadap negara lain. Kelima, akhlak beragama ( Al- Akhlaq Addiniyah ) yang mencakup tentang kewajiban terhadap Allah Subhanahu Wata’ala.
6. Metode Pembelajaran Akhlak
Ada delapan metode pembelajaran akhlak dalam Al Qur’an, antara lain:
1. Metode Keteladanan
Keteladanan yang baik dan shalih adalah sarana terpenting dalam pendidikan. Orangtua adalah contoh teladan yang paling dekat dengan anak. Orangtua harus menjadi model teladan yang baik. Dengan adanya teladan seorang anak akan belajar sesuatu secara nyata.
2. Bimbingan dan nasehat
Bimbing dan nasehatilah anak dengan penuh kasih sayang. Sebab jiwa anak akan terpengaruh dengan kata-kata yang disampaikan kepadanya,apalgi jika kata-kata itu dihiasi dengan keindahan,kelembutan dan kasih sayang. Nasehat yang baik termasuk sarana yang menghubungkan jiwa seseorang dengan cepat. Apalagi nasehat yang kita ucapkan tulus dari dasar hati kita yang paling dalam. Niscaya akan memberikan pengaruh yang langsung menghujam di hati anak.
3. Kisah dan cerita
Kisah termasuk sarana pendidikan yang efektif. Sebab ia akan mempengaruhi perasaan dengan kuat. Sebuah pelajaran akan lebih mudah dicerna dan dipahami oleh akal bila diberi ilustrasi cerita. Ceritakanlah kisah-kisah Nabi dan para sahabat Rasulullah saw agar dapat mengambil ibrahnya.
4. Mengambil pelajaran dari berbagai peristiwa dan kejadian
Mendidik anak berlangsung setiap hari. Dan peristiwa sehari-hari adalah peristiwa besar,sekalipun tampak sepele. Peristiwa keseharian ini akan memebri pengaruh sikap terhadap peristiwa-peristiwa yang dialami anak dilain waktu. Peristiwa -peristiwa didalam kehidupan yang dialami bisa menjadi saran pendidikan yang baik dan memiliki pengaruh yang besar bagi anak.
5. Metode pembiasaan
Bisa karena biasa,begitulah kata pepatah. Biasakan anak melakukan kebaikan. Ini merupakan sarana pendidikan dalam islam. Sebab bila anak terbiasa mengerjakannya secara teratur,maka ia akan menjadi sebuah kebiasaan. Biasakananak melakukan hal yang baik,berupa ibadah,adab,tutur kata,rutinitas keseharian dan sebagainya.
6. Memanfaatkan waktu luang
Luangkan waktu bersama anak,untuk menemani,membimbing dan beraktivitas bersama mereka. Dorong anak umtuk mengisi waktu kosong dengan kebaikan dan sesuatu yang bermanfaat hingga tidak dimasuki keburukan
7. Memberi motivasi
Berikan dorongan dan semangat kepada anak untuk melakukan hal-hal yang bermanfaat untuk kehidupan dunia maupun akhirat. Motivasi akan meningkatkan kreatifitas anak dalam melakukan kebaikan dan hal yang bermanfaat.
8. Pemberian hukuman
Pemberian hukuman untuk meluruskan kesalahan dan kekeliruan anak jika dengan nasehat sudah tidak bisa dilakukan. Pemberian sanksi atau hukuman diambil sebagai jalan apabila seluruh metode sudah gagal di lakukan dan hukuman pun bersifat mendidik tidak melukai dan menyakiti anak.
BAB III
PENUTUP
Hakikatnya pendidikan dalam islam adalah menumbuhkan sikap manusia agar moralnya menjadi tertutup untuk menjauhi laranganNya dan terbuka dalam menjalankan apa yang diperintahkanNya. Para ahli pendidikan Islam pun sepakat bahwa tujuan dari pendidikan dan pengajaran bukanlah memenuhi otak peserta didik dengan segala macam ilmu yang belum mereka ketahui , melainkan mendidik akhlak dan jiwa mereka, membiasakan mereka dengan kesopanan yang tinggi, mempersiapkan mereka untuk suatu kehidupan yang suci seluruhnya dengan penuh keikhlasan dan kejujuran. Dengan bekal ilmu akhlak, peserta didik dapat mengetahui batas mana yang baik dan batas mana yang buruk. Juga dapat menempatkan sesuatu sesuai dengan tempatnya.
Oleh karena itu penting sekali bagi umat islam untuk menjadikan Al Qur’an sebagai sumber dan asas bagi pendidikan terutama pemebentukan akhlak generasi. (oleh: Selvi Sri Wahyuni)
DAFTAR PUSTAKA
Choiriyah,Ummu Ichsan & al-atsary,Abu Itsan.2010.Mencetak Generasi Rabbani,Mendidik Buah Hati Menggapai Wahyu Illahi.Bogor:Pustaka Darul Ilmi
Syafri,Ulil Amri.2012.Pendidikan Karakter Berbasis Al Qur’an.Jakarta:Rajawali Pers